Rabu, 07 Desember 2011

Masih Banyak Korban Terjebak Dalam Sungai


jembatan di Tenggarong roboh (dok:okezone)JAKARTA - Jembatan Mahakam di

bagian Kota Tenggarong, Kutai Kertanegara, ambruk sekira pukul 16.00 WIT.

Dalam insiden ini diperkirakan 25 mobil dan 20-an motor yang melintas di atasnya ikut tercebur ke dalam Sungai Mahakam.

Bahkan, menurut keterangan warga di lokasi kejadian, masih banyak  korban yang terperangkap di dalam sungai bersama mobil yang ditumpanginya.

“Masih ada yang terjebak di dalam, rata-rata mereka terjebak dalam mobil,” kata Mikdad kepada okezone, Sabtu (26/11/2011).

Salah seorang warga Tenggarong, Mikdad menyatakan beberapa orang yang tercebur ke dalam sungai Mahakam berhasil menyelamatkan diri. Namun sebagian besar belum diketahui nasibnya.

Informasi dari Wikipedia menyebutkan bahwa Jembatan Mahakam adalah sebuah jembatan yang dibangun di atas alur Sungai Mahakam yang menghubungkan kawasan Samarinda kota dengan wilayah kecamatan Samarinda Seberang.

Jembatan tersebut sangat vital bagi pengguna kendaraan sebagai jalur keluar masuk kendaraan dari dan menuju luar kota Samarinda. Jembatan Mahakam dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Jembatan dibangun dengan biaya konstruksi Rp7 miliar dengan panjang 400 meter, lebar 10 meter dan tinggi 5 meter di atas permukaan sungai.

Sejak dibangun dan diresmikan pada tahun 1987, konstruksi Jembatan Mahakam semakin menurun karena perkembangan Kota Samarinda yang berakibat pada banyaknya kendaraan-kendaraan (baik dari dalam maupun luar kota) yang melewati Jembatan Mahakam karena lebih dekat menuju pusat kota Samarinda meskipun sudah dibangun jembatan alternatif. Yaitu Jembatan Mahakam Ulu.

Jembatan Mahakam semakin terancam untuk roboh ketika pada tanggal 23 Januari 2010 tiang jembatan ditabrak oleh sebuah ponton batubara. Meskipun jembatan ini tercatat 6 kali ditabrak ponton. Tabrakan oleh ponton tersebut menjadi sorotan dan perhatian besar karena kondisi konstruksi Jembatan Mahakam yang semakin menurun.

0 komentar:

Posting Komentar